kalibrasi
controler — Document Transcript
- Kt rev 3 MODUL I-02 1 BAB I. PENDAHULUAN1.1. LATAR
BELAKANG Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan atau
pengendalian. Pengontrolan dalam proses produksi didefinisikan sebagai
upaya pengaturan untuk mempertahankan nilai atau output yang diinginkan
tetap terjaga dari pengaruh perubahan atau deviasi yang ditimbulkan oleh
proses itu sendiri. Integrasi komponen kontrol dan measurement, berfungsi
untuk mendapatkan system control yang tepat. Dalam melakukan tuning
controller ada beberapa metode yang secara umum dapat dibagi dua, yaitu:
open loop dan closed loop tuning. Pada cascade control, bagian sekunder di
tuning terlebih dahulu diikuti bagian primer. Pengaturan yang presisi dari
level, pressure, temperature, dan flow adalah unsur penting dalam aplikasi
proses. Perubahan kecil pada control dan pengukuran, akan membawa dampak
yang besar pada proses produksi.1.2. TUJUAN Penyusunan Modul ini bertujuan
untuk : · Menjelaskan prinsip pengukuran variable proses · Menjelaskan
prinsip control valve · Menjelaskan prinsip pengendalian dan teknik
pengendalian yang aman terhadap kondisi proses. · Menjelaskan elemen di
dalam suatu loop pengendalian.
- 2 · Menjelaskan macam-macam mode serta aksi controller.
· Menjelaskan variabel dan metode tuning controller1.3. MANFAAT Diklat
teknis instrumentasi adalah bagian yang sangat penting dalam kegiatan
suatu proses untuk meningkatakan kompetensi pekerja. Dengan peralatan
instrumentasi ini dapat mengetahui kondisi varibel proses yang sedang
berjalan, sehingga apabila terjadi gangguan terhadap proses tersebut
operator akan dapat segera mengetahui dan mengambil tindakan perbaikan
terhadap gangguan tersebut, sehingga proses akan berjalan dengan aman
sesuai dengan yang diinginkan. Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan bahan ajar.1.4.
RUANG LINGKUP Buku ini akan dikhususkan pada pembahasan sistem
instrumentasi untuk operator pengendali plan yang mencakup : · Drawing dan
air instrument system · Sistem pengukuran variable proses · Control Valve
· Sistem pengendalian proses. · Metode tuning
- Kt rev 3 MODUL I-02 3 BAB II. DRAWING AND AIR
INSTRUMENT SYSTEM2.1 Drawing Untuk mengendalikan plan diperlukan gambar
yang berisi tentang alurproses, alat utama dan peralatan instrumen yang
terpasang, sesuai standar INSTRUMENT SOCIETY OF AMERICA atau disingkat
ISA.Yang membahas diantaranya mengenai Instrument Symbols and
Identification.Simbol-simbol instrumentasi terdiri dari : 1. Line
instrument symbols. 2. Instrument function symbols. a. Instrument Line
Symbols Instrument line symbols adalah merupakan simbol yang dipergunakan
untuk membedakan aliran sinyal instrument. Simbol aliran sinyal instrument
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. FUNCTION SYMBOLS
- 4 b. INSTRUMENT FUNCTION SYMBOLS Simbol-simbol
instrument dipergunakan untuk membedakan peralatan instrument berdasarkan
fungsinya, Symbol yang dipakai untuk instrumentasi mengacu pada ANSI/ISA
S.5 (Instrument loop diagram). Sebagian besar fasilitas lapangan minyak
dan gas memiliki informasi dan dokumentasi dalam bentuk: — Process Flow
Diagram, — Piping and Instrumentation Diagram (P&ID) — Loop Diagram
(Loop Sheets),Electrical Wiring Diagram — Ladder logic diagramBerikut ini
contoh gambar Process Flow Diagram
- Kt rev 3 MODUL I-02 5 Gambar 4.1. Process flow diagram
(PFD) Contoh PFD yang diperlihatkan, sangat penting karena memberikan
informasi tentang flowrate, temperature, dan pressure. Informasi ini
sangat bermanfaat ketika operator memutuskan untuk melakukan perubahan
setting, dan
- 6pertimbangan lain mengenai process safety. PFD
memberikan pemahamantentang kualitas produk dihasilkan oleh fasilitas
tersebut.c. Piping and Instrumentation Diagram (P&ID)Piping and
Instrumentation Diagram (P&ID) adalah gambar skematik utamayang
digunakan sebagai layout proses. Ini adalah drawing yang paling
luaspenggunaannya dan menjadi basis dari drawing yang lain.P&ID akan
menampilkan:— Semua equipment utama, piping, dan instrumentasi termasuk
koneksi pneumatic, electric, hydraulic, dan logical.— Detail tentang
instrumentasi, jenis valve, special equipment dan spesifikasinya.—
Material konstruksi, ukuran pompa, juga ukuran head dan impeller
ditampilkan pada kolom di bagian bawah.— Informasi tentang logical
interlock dan catatan khusus (berupa baloon) jika ada bagian yang di
revisi atau pekerjaan in progress.— Legend yang memberikan cara membaca
symbol dalam P&IDData yang terdapat dalam P&ID sangat berguna bagi
teknisi instrument untukmengetahui hubungan antara control system dan
field equipment. Hubunganini dikenal sebagai process control. Sebagian
besar industri minyak dan gassudah memakai simbol standard ISA (ISA S5.1
1984) dan beberapa simboljuga di ambil dari ANSI dan API standard.
- Kt rev 3 MODUL I-02 7
- 8d. Loop Diagram (LOOP SHEET)Loop diagram menggambarkan
diagram pensinyalan instrumentasi yangdimulai dari proses lapangan sampai
di control panel.Loop diagram atau loop sheet adalah jenis dokumentasi
yang paling seringdipakai oleh teknisi instrument. Setiap diagram secara
skematik mewakilirangkaian lengkap hubungan pneumatic, electric, maupun
logical. Informasitentang jenis sinyal, range, manufaktur, terminasi pada
junction box,marshaling cabinet, control system (DCS atau PLC), tag
number, dll.Untuk sinyal discrete, drawing ini juga memperlihatkan kondisi
contact(open atau closed) termasuk wiring dan fuse. Dibutuhkan
pengetahuantentang dasar listrik dan terminasi agar memudahkan dalam
memahamidrawing ini.Berikut ini diberikan contoh loop diagram .
- Kt rev 3 MODUL I-02 9
- 10
- Kt rev 3 MODUL I-02 11 .
- 122.2 Sistem Udara Instrumen Sistem udara instrument
adalah suatu sistem yang menghasilkan udara bertekanan dengan pemakaian
dan aplikasinya dalam industri, biasanya terdiri dari beberapa hal,
sebagai berikut: · Kompresor udara, Pengering dan penyaring udara · Pipa
distribusi dengan pressure sefety valve · Stasiun penurun tekanan,
Koneksi-koneksi instrumen lapanganGambar 1 dibawah ini. menunjukkan sistem
pneumatik instrumen sederhana Gambar 1: Sistem dan Ekuipmen Udara Instrumen
- Kt rev 3 MODUL I-02 13a. Kompresor Udara Kapasitas
kompresor ditentukan oleh keperluan aliran udara plan. Pemakaian udara
pada plan ditentukan oleh jumlah maksimum pemakaian udara (kira-kira 0,02
m3/menit) untuk setiap devais dan adanya kebocoran. Unit kompresor
tersebut bisa berupa tipe reciprocating atau rotari, tunggal atau
multistage, dan biasanya digerakkan oleh motor listrik, turbin gas atau
mesin disel. Tipe kompresor akan didiskusikan pada bab akhir modul ini.b.
Tangki Penampung Tangki penampung udara dirancang berdasar jumlah
kapasitas penyimpanan pada sistem dan juga adanya tambahan untuk
menghindari fluktuasi tekanan. Fungsi lainya juga sebagai penguat dan
pemisah antara udara dan air yang terkondensasi dalam proses pembuatan
udara bertekananc. Penyaring dan Pengering Udara Udara tekan yang baru
saja keluar dari kompresor biasanya relatip basah, dan mengandung
kotoran-kotoran dan minyak, karena udara tersebut harus bersih dan kering,
maka perlu menghilangkan kandungan air dan kotoran- kotoran tersebut.
Filter atau penyaring berfungsi untuk menghilangkan partikel-partikel
kotoran dan kerak-kerak, dan juga untuk memperangkap air dan minyak. Dalam
beberapa hal ada gabungan antara filter dan regulator yang dapat digunakan
sebagai catu udara langsung pada transmiter atau valve tunggal.d. Pipa
Distribusi dan Pressure Safety Valve ( PSV ) Pipa utama yang digunakan
untuk mengirim udara instrumen keseluruh plan biasanya mempunyai diameter
50,8 mm (2 inch) skedul 40 dengan bahan dari carbon steel. Pipa cabang
catu udara yang menghubungkan header isntrumen individu biasanya
berdiameter 25,4 mm ( 1 inch) dengan bahan dari pipa galvanis, sedang PSV
berfungsi untuk membuang tekanan lebih.
- 14e. Tekanan Catu Udara Stasiun penurun tekanan dalam
aplikasinya adalah sebuah pengatur tekanan dengan berbagai ukuran dan
tipe. Stasiun penurun tekanan berfungsi menurunkan tekanan udara dari 700
kPa (102 psi) menjadi level yang dapat digunakan yaitu 140 kPa (20 psi).
Untuk instrumen-instrumen biasanya menggunakan tekanan 20 100 kPa (3 15
psi), standar ISA S7.4 mengijinkan tekanan catu maksimum 140 kPa (20 psi).
Tekanan catu ini harus cukup untuk mengirim volume udara yang cukup, karen
bila terlalu tinggi akan menyebabkan rusaknya instrumentasif. Koneksi
Instrumen Tubing catu udara dari pipa valve menuju ke regulator ukuran
minimum harus 9,5 mm (3/8 inch) dengan bahan tubing berasal dari pvc
jacketed cooper, plated carbon steel atau stainless steel untuk
menghindari tekanan drop yang berarti, terutama untuk control valve. Untuk
menghindari masalah vibrasi dapat menggunakan koneksi tubing flexible air
hose dengan pertimbangan terjadinya preesure droop. Koneksi tubing hampir
selalu bertipe fitting. Fitting dengan tipe flare lama jarang digunakan
meskipun masih dipakai pada generator disel. Mur tubing harus tidak boleh
longgar; pabrik seperti Swagelock menyediakan gauge untuk mengecek
kekencangan mur tersebut.
- Kt rev 3 MODUL I-02 152.2.1 ISA-S7.3 ISA S7.3 membahas
tentang Kwalitas Standar Udara Instrumen untuk menetapkan nilai atau
batasan kwalitas udara diantaranya menetapkan : 1. Titik embun pada
tekanan saluran pipa minimal pada 10 oC (18oC) dibawah temperatur ambien
minimal pada tempat plan. Titik embun tidak melebihi tekanan saluran pipa
sebesar 2 oC (35 oF). 2. Ukuran partikel maksimum pada aliran udara 3
mikrometer. 3. Total kandungan minyak maksimum tanpa terkondensasi harus
se-nol (0) dan tidak boleh melebihi 1 ppm pada kondisi operasi normal. Z
4. zat zat Pengkotaminan :Udara bebas dari gas berbahaya dan gas
kontaminan yang menyebabkan korosip, mudah terbakar atau beracun,2.2.2 ISA
S7.4 Tujuan standar ini ditetapkan adalah dipergunakan untuk mengerakan
atau sebagai catu instrumen pneumatic, a. Range tekanan operasi standar
untuk sistem transmisi informasi. b. Tekanan catu udara standar (dengan
nilai terbatas) untuk mengoperasikan kontroler, transmiter, Sistem
transmisi informasi, tranduser arus menjadi tekanan dan devais-devais
serupa. ® NILAI-NILAI KHUSUS Range sinyal transmisi tekanan pneumatik 1.
Span (dipilih) 80 kPa (12 psi). Range tekanan 80 kPa dari span tekanan
operasi antara 20 kPa (3 psi) sampai 100 kPa (15 psi). 2. Span 160 kPa (24
psi). Range tekanan operasi 160 kPa untuk span tekanan operasi antara 40
kPa (6 psi) sampai 200 kPa (30 psi). Tekanan Catu 1. Span 80 kPa (12 psi).
Sebuah nilai dengan minimum 130 kPa (19 psi) dan maksimum 150 kPa (22
psi). 2. Span 1660 kPa (24 psi). Sebuah nilai dengan minimum 260 kPa (38
psi) dan maksimum 300 kPa (44 psi).
- 16 BAB III SISTEM PENGUKURANTujuan dari system
pegukuran ini adalah untuk mengetahui variable yang di ukuruntuk
menghindari kesalahan dalam proses sehingga tidak terjadi kegagalan.Maka
kita memerlukan alat membantu mencegah losses, serta alat untukmembantu
mencegah rusaknya alat-alat produksi.3.1 PRESSURE MEASUREMENT Alat ukur
tekanan adalah suatu alat ukur yang digunakan sebagai indikatorterjadinya
perubahan tekanan pada peralatan proses, sedang dalam pengukurantekanan
ada bermacam-macam antara lain : a. Tekanan Atmosphere Tekanan udara
sebesar 76 cm Hg atau 14,7 psi b. Tekanan Absolute Adalah tekan yang
diukur dari titik 0 cm Hg. c. Tekanan Gauge/ Gauge Pressure Tekanan pada
pengukuran/alat ukur, yang dihitung dari atmosphere(14,7 psi) - tekanan
yang lebih kecil dari atmosphere disebut tekanan vacuum - tekanan diatas atmosphere
disebut Gauge Pressure.(20 PSIA = 5,3PSIG). d. Tekanan Differential
Perbedaan tekanan diantara dua pengukuran DP = h1 - h 2 e. Tekanan Vacuum
Diukur dengan pipa U yang berisi Hg untuk mengukur tekanan dibawah tekanan
atmosphere
- Kt rev 3 MODUL I-02 173.1.1 Aplikasi Pressure
Measurement Didalam pengukuran tekanan ini, dapat dibagi menjadi: a. Local
Measurement : Alat ukur tekanan berada ditempat yang diukur. b.
Telemetering Measurement : Pengukuran jarak jauh Dalam pengukurannya
dibedakan menjadi: - Dengan saluran physic : Physical Transmission Line -
Dengan saluran non physic: Non Physical Transmission Line: PIPE TRANSMITTE
ELECTRIC TRANSMITTE PNEUMATIC Physical Transmision Line A. C D TX TX A Non
Physical Transmission Line A: Tranducer, B: Transmitter, C: Receiver, D:
Indicator
- 18Sistem pengukuran yang biasa digunakan :1. Langsung :
bila tekanan kecil 6 kg/cm2 0 10 Gas bertekanan :6 kg/cm22. Tidak langsung
: bila tekanan besar Sistem pengukuran langsung tak dapat dipakai karena:
- menimbulkan kebocoran-kebocoran - adanya pressure drop - tidak ekonomis
Untuk menghindari hal tersebut dipakai transmitter merubah tekan besar
menjadi signal standart 3-15 psi.3.1.2 Memilih dan memasang Pressure
Gauge.Dalam memilih ini harus diperhatikan, sifat media dan karakter
prosesDari sifat-sifat ini kita juga harus memperhatikan
pemasangannya.Misalnya medium yang akan diukur, vibrasi, temperature,
fluktuasi, korosip,maka dibutuhkan tambahan asesories : - Needle Valve,
capilari, resistance, flixible pipe, etc Needle Capilair Resistance
Flixible
- Kt rev 3 MODUL I-02 193.1.3 Range Ukur dan Span a.
Range ukur adalah batasan harga terendah dan harga tertinggi suatu alat
ukur, yang terkait dengan akurasi pembacaan. b. Span adalah daerah kerja
alat ukur dengan melihat perbedaan nilai maksimum di kurangi nilai
minimum. Dalam proses pembacaan ini dibutuhkan sensing element sebagai
media peubah, macamnya : - Bourdon Tube - Bellows Element - Dapraghma
Element - Capsule3.2 LEVEL MEASUREMENT Alat ukur ketinggian adalah suatu
alat ukur yang digunakan sebagai indicator terjadinya perubahan ketinggian
pada peralatan proses. Tujuan utama pengukuran liquid level adalah
digunakan untuk : 1. Mengatur kondisi process 2. Mengetahui isi /volume 3.
Mengetahui kecepatan aliran (flow) 4. Mengetahui kedalaman cairan
- 20 3.2.1 Mengatur Kondisi Process GAS LT LIC Inlet LCV
cair Level harus dijaga pada batas-batas tertentu agar produk yang
dihasilkanmemenuhi persyaratan mutu (terjadi pemisahan fraksi yang
memenuhipersyaratan mutu). Makin tinggi level yang diatur, makin lama
cairan tersebutberada dalam coloum., maksudnya makin banyak fraksi ringan
yang teruapkan. 3.2.2 Mengetahui Isi/VolumePerubahan ketinggian cairan
dalam tangki akan ditunjukkan oleh sebuah indicator,dimana penunjukan pada
sebuah skala yang telah dikonfirmasikan dalam satuanvolume.
- Kt rev 3 MODUL I-02 21 3.2.3 Mengetahui Jumlah Aliran A
BA = Level awal dan B = Level akhirKecepatan aliran dapat dihitung dari
perubahan tinggi cairan dalam satuan waktu. Xm3 Flow = T menitX = volume
cairan yang dipindahkanT = waktu yang diperlukan untuk memindahkan - Macam
methode pengukuran level Beberapa cara untuk mengetahui ketinggian (level)
cairan, tergantung dari tempat dan keadaan antara lain : 1. Gelas penduga
(level gauge glass), Constant displacement (floater) 2. Variable
Displacement, Differential Pressure 3. Static Pressure Methode, Ultra
Sonic a. Gelas Penduga (level gauge glass) Prinsip pengukuran langsung
terhadap bejana berhubungan, dengan gelas penduga ada 2 macam untuk
tekanan rendah dan tekanan tinggi Sight Glass Direct Reading Apa yang
ditunjukkan oleh cairan dalam gelas merupakan levelnya.
- 22b. Constant DisplacementPrinsip : Naik turunnya
cairan selalu diikuti dengan naik turunnya pelampung.Biasanya metode ini
dilengkapi dengan skala yang terkalibrasi dalam satuanvolume. Scale Weight
Float Liquidc. Variable Displacement Prinsip Hukum Archimides : bila suatu
benda berada dalam zat cair akan berkurang beratnya sebesar berat zat cair
yang dipindahkan. 4,25 lbs 2,54 lbs 0,83 lbs DISPLACE 14 7 WATER Displacer
: Æ = 3 ; L = 14 ; W = 4,25 lbs
- Kt rev 3 MODUL I-02 23 d. Differential pressure
Pengukuran level dengan cara ini banyak ditemukan pada industri
perminyakan yaitu dengan cara memandingkan tekanan media yang diukkur
dengan media lainnya. P1 = Atm P1 P1 H H P2 P2 P2 Differential Pressure
Meter (D Meter) P2 = H + P1 H = P2 - P1 DP = P2 - P1 DP = H = P1 Prinsip
kerja : Berdasarkan kesetimbangan gaya, input signal pada high dan low
pressure yang berasal dari titik pengambilan bawah dan atas column
sehingga, signal pengukuran yang berupa beda tekanan akan memberikan gaya
yang sebanding dengan ketinggian cairan, dan gaya tersebut akan diteruskan
oleh force bar yang dihubungkan melalui flexture connector dengan
rangerod. Besar kecilnya gaya menyebabkan flaper bergerak mendekati atau
menjauhi nozzle. Variasi gerakan flaper terhadap nozzle memberikan
besarnya output yg dihasilkan oleh pneumatic relay sebesar 3 15 psi.
Sebagian output dikembalikan ke feedback belows untuk kompensasi gerakan
signal input.
- 24 - Penggunaan D/P Cell transmitter Penggunanaan D/P
cell transmitter untuk pengukuran level cairan : 1. Elevation 2.
Supression A. Pemasangan D/P Cell Tanpa Sealing Liquid 1. Elevation Max
Max X X Min Min B. Y C. Y Open Tank Close Tank B. Pemasangan D/P Cell
Tanpa Sealing Liquid 1. ElevationMax Max X X SealingMin Min Sealing D. Y
Liquid E. Y Liquid Open Tank Close Tank
- Kt rev 3 MODUL I-02 253.3 FLOW MEASUREMENT Dalam
melakukan pengukuran ada beberapa Methode Pengukuran aliran dan jenis
peralatan diggunakan antara lain: 1. Magnetic flow meter, Turbine flow
meter 2. D/P flow meter, Variable area flow meter 3. Positive Displacement
flow meter 3.3.1 Magnetic Flow Meter Biasanya digunakan untuk mengukur
flow, dimana untuk alat ukur yang lain banyak mengalami kesulitan, seperti
aliran yang mempunyai viscositas tinggi, aliran asam yang korosive, slury
. Kebaikan dari magnetic flow meter : - Mempunyai sensitifity &
accuracy yang besar, kesalahannya : + 1 % Dapat digunakan mengukur flow
rendah maupun pada flow tinggi - Dapat digunakan untuk mengukur aliran
yang bolak-balik - Outputnya linier Tubenya terbuat dari metal yang non
magnetik, stainless steel, disebelah dalam dilapisi neopreme supaya tidak
short dengan tegangan Electrodanya adalah stainless steel 361 dengan
isolasi teflon. Untuk zat-zat yang sangat korosif, electrodanya dibuat
dari platinum. E V E Magnet Coil Turbulent or Laminer Velocity Flow
Profile
- 26 Prinsip kerjanya :Menurut hukum Faraday untuk
induksi magnetic : Tegangan supply (E) yang disalurkan ke coil, akan
membuat medan magnetik (H). Didalam tubenya akan mengalir suatu jenis
aliran (fluida) yang bergerak pada medan magnet dengan kecepatan V, sedang
diameter tube : d Menurut hukum Faraday : Tegangan (E) yang diinduksikan
pada electroda seolah-olah datang dari cfonductor sepanjang d yang
bergerak dengan kecepatan V pada medan magnet H . Maka tegangan induksinya
E =C.H.d.V C : constanta H, d : constant Maka : E ~ V Jadi dengan mengukur
E atau tegangan, maka kita bisa mengukur V atau kapasitas aliran yang
mengalir pada tube tadi.3.3.2 Turbine Flow Meter Ada 2 macam turbine flow
meter : - Mechanical turbine flow meter dan Electronic turbine flow meter
a. Mechanical Turbine Flow Meter Mechanical 003456789 Turbin
Turbin/sudu-sudu meter, akan berputar karena adanya aliran , selanjutnya
gerakan ini diteruskan ke mechanical counter untuk
- Kt rev 3 MODUL I-02 27 pembacaan jumlah fluida yang
mengalir. Kecepatan perputaran turbin linier terhadap kecepatan aliran,
kalau turbin berikut system transmisinya bebas dari gesekan. Maka meter
akan bekerja dengan baik kalau kecepatan aliran diatas nilai kecepatan
kritis. Meter ini mempunyai ketelitian dengan kesalahan + 2 %. Faktor
penting yang mempengaruhi kalibrasi meter ini adalah BD dan viscositas
juga temperatur Keuntungan penggunaan alat ini : - Rugi tekanan (pressure
drop) kecil - Dapat mengukur aliran fluida yang mengandung bahan solid. -
Hampir tidak mempunyai daerah batas pengukur. b. Electric Turbine Flow
Meter Setiap kali sudu-sudu melewati pick up coil, maka akan diinduksikan
pulsa-pulsa pada pick up coil tersebut. Pulsa-pulsa ini akan proportional
dengan kecepatan aliran. Kemudian dimasukkan ke frequency to voltage
converter untuk mendapatkan tegangan yang proportional dengan kecepatan
aliran. Seterusnya tegangan tersebut dikonversikan ke digital output masuk
ke digital display. Frequency Frequency to Voltage Proportional to Voltage
To Digital Velocity converter Output DIGITAL DISPLAY Jenis turbine flow
meter ini, tidak boleh digunakan untuk fluida yang mengandung partikel
yang bisa magnetisasi. FM ini mempunyai accuracy tinggi dan dapat
digunakan untuk segala macam fluida.
- 28 3.3.3 Differential Pressure Flow Meter (Head Flow
Meter) Methode pengukuran berdasarkan hukum Bernoulli (untuk aliran
laminair). Up Stream Down Stream V1 Flow V2 Z1 P1 Z2 h P2 Mercury
Persamaan Bernoulli, untuk aliran seperti diatas. P - V12 P V2 Z1 + 1 + =
Z2 + 2 + 2 Y 2g Y 2g Dimana : Z : tinggi dari permukaan datar V : stream
velocity P : static pressure g : acceleration Y : specivic grafity
fluidaPerlengkapan Head Flow meter Untuk mendapatkan d/p antara stream
& down stream kita harus memasang suatu risttriction, sedang
ristriction yang umum dipakai adalah : - Orifice plate - Venturi tube -
Flow nozzle & venturi nozzle
- Kt rev 3 MODUL I-02 29 a. Orifice Plate Untuk orifice
plate kita kenal 3 macam : 1. Consentris, Excentris, segmentalFungsi
lubang kecil pada orifice untuk membuang gas/udara pada permukaanliquid.
Concentric Excentric Segmental - Concentris orifice Digunakan untuk mengukur
flow yang tidak mengandung solid, baik gas maupun liquid. - Excentris dan
Segmental Digunakan untuk emngukur flow dari fluida yang mengandung zat
padat. Cara penempatan orifice type ini, bagian bawah lubang orifice
mempunyai jarak terdekat terhadap permukaan dalam dari pipa serta
diperlukan cara-cara kalibrasi yang khusus mengingat bahwa coefisien
aliran standarf hanya digunakan untuk orifice yang consentris. Orifice
biasanya dibuat dari baja tahan karat, tahan abrasi/erosi, seperti (
stainless steel atau Monel ) yang disesuaikan dengan fluida yang
mengalir.Cara pemasangan Taps untuk orifice - Plange taps - Vena
contractor taps - Pipe taps
- 30- Flange TapsDiletakkan pada jarak 1 didepan dan
dibelakang plat orifice. Cara ini palingbanyak dipakai, untuk ukuran pipa
lebih besar dari 2 . Sedang untuk ukuranpipa dibawah 2 gunakanlah cara
vena contracta taps. Up Stream Down Stream- Vena Contracta TapsLubang
tekanan tinggi diletakkan pada jarak sebesar diameter dalam pipadidepan
plat orifice, sedang lubang tekanan rendah diletakkan titik venacontracta.
D d d1=D d2Vena contracta adalah sebuah titik pada aliran yang mempunyai
tekananterkecil sebagai akibat adanya penghalang. Letak titik ini
tergantung kepadaRasio Beta.- Pipe Taps Untuk mengukur beda tekanan yang permanen
dimana jarak lubang tekanan tinggi 2 ½ D didepan dan lubang tekanan rendah
8 D di belakang plat orifice. Keuntungan cara ini adalah dapat digunakan
laju aliran yang lebih rendah dari pada kemampuan cara flane taps dan vena
taps.
- Kt rev 3 MODUL I-02 31 D 2,5D 8D b. Venturi Tube
Venturi tube bagian throatnya dibuat satu unit tersendiri agar mudah
diganti sedangkan tabung venturi dibuat dari beton tuang yang halus,
dengan sudut kerucut inputnya 20o & sudut kerucut outputnya 7o.
Pressure taps-nya tidak diambil dari satu lubang tapi dari beberapa lubang
sekitar permukaa pipa yang hubungan keluarnya menjadi satu berupa cincin
Perbandingan diameter pipa dan diameter throat bervariasi antara 0,25 0,5
Keuntungan : 1. Ketelitian tinggi dibanding dengan menggunakan Restriction
lain. 2. Pressure drop kecil 3. Tahan terhadap abrasi dan kemungkinan
menampung endapan kecil. 4. Dapat digunakan untuk mengukur aliran yang
besar (>5.000.000 gpm) Pemasangan venturi tube jangan sampai terganggu
oleh fitting-fitting yang dapat menyebabkan aliran turbulent. c. Flow
Nozzle/Venturi Nozzle Venturi nozzle digunakan untuk hampir semua liquid,
terutama bisa digunakan untuk fluida yang mengandung solid dan pressure
dropnya kecil, sedangkan flow nozzle cocok untuk gas, vapour & steam.
- 323.4 TEMPERATURE MEASUREMENT 3.4.1 Filled Bulb
Thermometer Jenis Moving element : - Spiral, Helical, Bourden Tube Type C
Prinsipnya : - Berdasarkan pemuaian volume untuk bulb yang berisi liquid.
- Bedasarkan pengembangan tekanan, untuk yang berisi vapour. Pressure
Pointer Gas/Liquid Spring BULB ScaleUntuk menghilangkan pengaruh
temparature terhadap hasil pengukuran makadigunakan compensator yang
terdiri dari dua macam : 1. Full Compensation Disini ada dua buah spiral
yang sama tetapi mempunyai gerakan yang berlawanan, dan bulb compensator
terletak diluar. 2. Case Compensation menggunakan bimetal yang dihubungkan
ke bourdon tube, yang dipasang pada take of arm, sehingga defleksi dari
bagian bimetal akan melawan efek akibat ekspansi liquid pada spiral.Klasifikasi
dari Filled Bulb system thermometerSistem ini pada dasarnya dapat
dipisahkan dalam dua tipe yaitu respon terhadap : 1. Perubahan Volume v
Liquid filled (bukan mercury) disebut class I v Mercury filled 2.
Perubahan Tekanan Vapour filled, atau liquid yang mudah menjadi vapour
(volatile) termasuk dalam class II.
- Kt rev 3 MODUL I-02 33Pembagian dari class diatas ini
berdasarkan pada SAMA (Scientific ApparatusMakers Assosiation). 3.4.2
Thermocouple Themocouple ditemukan Seeback 1821, dimana arus listrik akan
mengalir pada clouse circuit yang terdiri dari 2 macam kawat dimana kedua
ujungnya dilas menjadi satu, bila temperature naik timbl GGL. Protecting A
Tube EMFT1 T2 B Terminal (Hot Junction) Insulator (Cold Junction)Circuit
ini terdiri dari 2 kawat : - Kawat A sebagai + - Kawat B sebagai - Bila T1
< T2, maka akan mengalir arus dalam circuit tersebut. Ujung T1 kita
namakan Cold junction atau Reference Junction. Dengan mengukur I dan EMF
yang dibangkitkan dalam circuit tersebut., dapat diketahui DT = (T2 T1).
Jenis-jenis thermocouple yang dipakai untuk pengukuran menggunakan
standard ISA (Instrument Standard Assosiation of America)Circuit
Thermocouple Circuit thermocouple memerlukan kawat penghubung antara
thermocouple dengan indikatornya. Kawat penghubung (extention wire) harus
mempunyai sifat-sifat yang cocok dengan thermocouplenya.
- 34Extention wire dapat dilihat pada daftar dibawah ini
: Thermocouple Extention Wire Positive Negative Positive Negative Pi : Rh
Pt Copper Copper Nikel Alloy - Alumel Chromel Alumel - Chromel - Constanta
- Copper - Copper Nikel - Iron Alloy Iron Constanta Iron Constanta Copper
Constanta Copper ConstantaDalam pemasangannya thermocouple ini dimasukkan
dalam thermo tube yangdisebut thermowell.Jenis-Jenis Thermowell Temperature
Max Thermowell o o C F High Silicon Iron 425 600 Carbon steel 550 1000 18%
cr, 8% Ni/Stainless Steel 950 1800 Ni Chram 1100 2000 Inconel 1260 2300
Silicon Carbid 1650 3000 Mullite 1550 2800
- Kt rev 3 MODUL I-02 35 Teknik mengukur EMF dari
Thermocouple ada dua cara : 1. Dengan multi voltmeter (moving coil meter)
000095 1 1. Multimeter 2. Heater 2 2. Dengan rangkaian potentiometer G
Recorder D + - S 2 ES 1 + EX
- 363.4.3 Resistance type Thermocouple Dasarnya : untuk
beberapa metal tertentu, perubahan tertentu akan bisa mengubah besarnya
nilai resistance. Dengan mengukur perubahan resistance tadi, kita bisa
menghitung temperature perubahannya. Perubahan nilai resistance karena
perubahan temperature tersebut, besarnya tergantung dari temperature
coefficience of material. Koefisien ini adalah perubahan nilai resistance
dalam Ohm per derajat, untuk kebanyakan metal, koefisien ini positive.
Hubungan antara perubahan resistance dan temperature dapat ditulis : Rt =
Ro (1 + a Dt) Ro = R pada to Rt = R pada t a = koefisien temperature of
metal Konstruksinya : Diameter kawat dipilih sedemikian, sehingga response
terhadap panasnya terbaik. Sedang panjang kawat disesuaikan dengan tahanan
yang sesuai dengan rangkaian/alat pengukurannya, misalnya Bridge
Wheatstone. Diameter dan panjang kawat menentukan range pengukuran. Nilai
resistance coil terletak antara 2,5 W sampai dengan beberapa ratus W.
Sebagai contoh untuk Pt core, R = 25,5 W + 0,1 pada oC. - Untuk copper :
10 W pada 0 oC - Untuk Nikel : 99,5 W + 0,3 W pada 0 oC
- Kt rev 3 MODUL I-02 37Pada pembuatan resistance ini,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : Harus mempunyai stability yang
tinggi yaitu tidak boleh berubah strukturnya dan mempunyai response yang
cepat terhadap perubahan suhu. Self heating error : supaya tidak
mempengaruhi pengukuran. Self heating error adalah dissipasi tenaga I2R
yang menyebabkan panas dan panas ini mempengaruhi pengukuran, harus
mempunyai high resistivity yang besar, sehingga tidak banyak menggunakan
coil (coilnya lebih pendek). Harus mempunyai temperature koefisien of
material/resistanfce yang baik, sehingga lebih sensitive dan harus tidak
boleh berubah karakteristik listriknya tersebut. harus kuat artinya bahwa
dengan diameter kecil, tidak mudah putus. Hubungan yang linear antara
resistance dan temperature. Metal-metal yang mempunyai sifat yang cocok
adalah : Pt Temp. Koef. 0,00392 W/oC Resistivity 60 W/circular mile ft
Temp. range - 285 o -> 900 oC Minimal diameter 0,002 Tensile strength
18.000 psi Nikel Temp. Koef. 0,0063 W/oC Resistivity 38,3 W/circular mile
ft Temp. range - 100 o -> 300 oC Minimal diameter 0,002 Tensile
strength 120.000 psi Copper Temp. Koef. 0,004 W/oC Resistivity + 120
W/circular mile ft Temp. range - 200 o -> 120 oC Minimal diameter 0,002
Tensile strength 200.000 psi
- 38Rangkaian pengukuran :Bisa dipakai AC atau DC
Wheatstone Bridge B S G r ADalam keadaan balance berlaku :Ia . A = Ib .
Bia . r = ib . sr = (A/B) . s Z2 I1 Zr G I2 Z3 Z1Pada keadaan balance
berlaku :Zr Z1 =Z2 Z3 R R1 Ri3 R1xi 2 = = i2 i3 C3 C2 wc 2 wc 3
- Kt rev 3 MODUL I-02 39 R1xi 2 xC 3 R= karena balance I3
= I2 i3xC 2 R1C 3 æ 1 ö R= = R1C 3ç ÷ C2 è C2 ø Thermistor Thermistor
adalah dioda semiconductor yang mempunyai temperature koefisien of
resistivity yang tinggi, yaitu bahwa perubahan nilai R nya perderajat
temperatur adalah tinggi. R = Ro eb (To Too) Ro = Resistance pada Too R =
resistance pada To b = konstanta yang tergantung dari konstruksi &
jenis thermistor Cara pengukuran perubahan nilai resistance dapat
dilakukan dengan Jembatan Wheatstone. Bimetal Thermometer Bimetal terbuat
dari dua macam logam yang disatukan. Prinsip kerja alat ini adalah
berdasarkan perbedaan muai panjang dari dua buah logam yang berlainan
jenis jika ada perubahan panas padanya. Karena koefisien muai panjang yang
berbeda ini, maka apabila bimetal tersebut kena panas akibatnya akan
melengkung ke arah logam yang koefisien panjangnya lebih kecil
- 40 BAB. IV BASIC THEORY CONTROL VALVE4.1 Filosofi
Control ValveDalam suatu sistem pengendalian secara otomatis, control
valve merupakan finalelement yang mewujudkan signal output dari controller
menjadi suatu gerakanvalve membuka atau menutup aliran, sehingga dapat
mengembalikan prosesvariabel ke harga yang telah ditentukanUntuk
mendapatkan control valve yang sesuai dengan kebutuhan prosesdiperlukan
ketelitian dan dasar pemilihan control valve antara lain : - Aksi, Rating,
Characteristic, Rangeability, Capacity4.1.1. Aksi Control Valve Control
valve mempunyai aksi direct atau aksi reverse, untuk menentukan aksi
control valve, maka kita harus memahami beberapa istilah dasar. Input :
Istilah input pada valve kita definisikan, bahwa input sebagai sinyal yang
menyebabkan valve merubah posisi stroke. Hal ini biasanya berupa sinyal
pneumatik 3 15 psi atau 20 100 kPa.
- Kt rev 3 MODUL I-02 41 Output : Output valve adalah
fluida mengalir melalui valve. Gas, uap dan cairan adalah fluida. Aksi
Direct : Aksi direct dapat ditentukan dengan melihat hubungan antara input
dan outputnya. Jika kenaikan input menyebabkan kenaikan output maka
dikatakan bahwa valve tersebut mempunyai aksi direct. Aksi Reverse :
kenaikan input menyebabkan menurunnya output makaIstilah berikut mempunyai
hubungan dengan control valve aksi direct: · ATO adalah naiknya sinyal
akan menyebabkan valve membuka. · Fail Closed Jika sinyal yang menuju
valve hilang maka valve menutup. Pada gambar dibawah ini, control valve
aksi direct dengan menggunakan simbol standar ISA. Anak panah berada di
stem valve untuk menunjukkan bila terjadi posisi gagal .Istilah-istilah
berikut berhubungan dengan valve yang mempunyai aksi reverse. · ATC adalah
naiknya sinyal akan menyebabkan valve menutup. · Fail Open : jika sinyal
hilang terjadi kegagalan, maka posisi valve akan membuka. Hal ini berarti
bahwa adanya sinyal udara akan menutup valve dan oleh karena itu valve
mempunyai aksi reverse.2. Rating Rating valve yang dimaksud disini adalah
kemampuan valve untuk memberikan aksi yang tepat pada range dan presure
tertentu. Contoh : Temperatur operasi : 700 C. Tekanan operasi : 22 kg/cm2
ternyata diperlukan control valve dengan carbon steel body yang mempunyai
rating 150.
- 423. Characteristic Karakteristik valve berhubungan
antara bukaan valve dengan besar kecilnya aliran. Hubungan ini dinyatakan
dengan grafik berdasarkan range penuh dari valve ( 0 persen sampai 100
persen). Tiga karakteristik valve yang utama adalah: karakteristik aliran
linier, karakteristik aliran equal presentage, karakteristik aliran quick
opening. Aliran yang melalui valve adalah sebanding dengan luasan dari
bukaan dan akar kuadrat dari pressure drop yang terjadi pada valve. Kedua
faktor berubah- ubah maka luasan berubah-ubah karena persen travel
(posisi) dari valve, sedangkan pressure drop adalah berhubungan dengan
kondisi diluar valve dan tata ruang proses yang sudah tetap seperti tata
letak serta instalasi perpipaan. Dalam praktek, valve mempunyai dua
karakteristik yaitu : yang menjadi sifatnya (inherent) dan yang terpasang
(installled ). Karakteristik inherent diamati dari pressure drop konstan
pada valve.. Karakteristik terpasang adalah salah satu didapat dari actual
service dimana pressure drop berubah-ubah karena aliran dan
perubahan-perubahan yang lain dari sistem.
- Kt rev 3 MODUL I-02 43 Pemilihan dari karakteristik
valve yang benar adalah sangat penting, ketika akan merencanakan lup pengontrolan,
dengan kata lain sistem mungkin tidak stabil dan sulit dikontrol secara
efektip.4. Range ability Range ability adalah perbandingan antara maximum
dan minimum flow yang bisa dikontrol. Jadi range ability menentukan daerah
dimana valve bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.5. Capacity
Kapasitas atau kecepatan mengalirkan dari control valve harus bersesuaian
dengan kondisi proses yang akan dikontrol. Besaran yang menentukan
kemampuan dari valve adalah angka Cv (koefisien ukuran valve). Semua
pabrik pembuat control valve menerbitkan angka Cv dari masing-masing valve
mereka. Terlalu sulit untuk mencari definisi dari Cv, karena itu kadang-
kadang dikatakan bahwa valve mempunyai Cv = 1 bila air murni mengalir
sebesar satu US gallon/mm melalui valve yang buka penuh dengan pressure
drop pada valve dijaga tetap1 psig pada kondisi temperatur standar (60oF)
dan tekanan (14,69 psia). Metode penentuan ukuran valve dengan pendekatan
nilai Cv telah diterima. Tiga rumus dasar untuk perhitungan Cv adalah: a)
Untuk cairan Cv = Q G / DP b) Untuk gas Cv = Q / 1360 T f G / D P P2 c)
Untuk steam dan vapours Cv = W / 63.3 V / D P
- 44Pada rumus ini:Q or W = Kecepatan aliran: cairan
(gpm), gas (scfh), vapours (lb/hr) G = specific gravity Tf = temperature
aliran dalam derajat Rankine (°F + 460) DP = pressure drop dalam psi (P1
P2) P1 = tekanan upstream pada inlet valve dalam psi absolute P2 = tekanan
downstream pada discharge valve dalam psi absolute V = downstream specific
volume dalam cubic feet per poundHarus dicatat bahwa batasan yang
terpenting adalah ditentukan oleh nilai DPyang digunakan untuk penentuan
ukuran vapour dan gas. Itu tidak pernahdapat melebihi setengah dari
tekanan inlet absolut (P1) sekalipun valve akanmenyerap sampai 100% dari
tekanan inlet. Jika presure drop lebih besar dari½ P1, gunakan ½ P1 untuk
kedua DP dan tekanan downstream (P2). Ingatpenggunaan pengaturan tekanan
downstream ini (1/2P1) dalam menentukanvolume spesifik (V) downstream
adalah pada kondisi tersebut.Pressure Drop yang terjadi pada
ValveKecepatan aliran, spesific grafity, temperatur, dan volume
spesifikdownstream yang diinginkan adalah berupa kuantitas sehingga sangat
mudahditentukan, tetapi menentukan pressure drop melalui plug valve adalah
tidakada. Tetapi yang penting dalam kenyataannya bahwa control valve
tidakmendefinisikan pressure drop yang melaluinya. Namun control valve
tersebutakan menyerap apapun tekanan lebih yang ada disebelah kiri dari
sistem.Persoalan ini dapat digambarkan secara grafik dengan metode
hydraulicgradient (slope).Aliran MaksimumPada kecepatan aliran maksimum,
diplot tekanan statik fluida versus lokasiphisik sistem. Kemudian plot
tekanan yang dikirimkan dan yang tersisa darikiri ke kanan, dan berhenti
pada control valve. Perbedaan antara titik-titik
- Kt rev 3 MODUL I-02 45 terakhir ini adalah pressure
drop dari control valve yang harus dipertahankan pada aliran maksimum.
Aliran Minimum Analisis yang serupa dapat dibuat untuk aliran minimum.
Dari curva pompa, tekanan outlet adalah lebih tinggi pada aliran yang
rendah. Karena kecepatan fluida terrendah, pressure loss pada pipa dan
fitting akan lebih rendah dibanding pada aliran maksimum. Kenaikan tekanan
yang tinggi terjadi pada inlet dari control valve, dan kemudian terjadi
penurunan tekanan pada outlet dari control valve. Sebagai akibatnya,
pressure drop yang harus dipertahankan pada control valve lebih besar pada
kecepatan aliran rendah disbanding pada kecepatan aliran yang tinggi.
Untuk meyakinkan bahwa ukuran valve dihitung dengan tepat, maka penentuan ukuran
control valve selalu dibuat pada pressure drop dengan kecepatan aliran
maksimum dan kecepatan aliran minimum. Adalah koefisien flow yang besarnya
sama dengan flow rate water (gpm) pada temperatur 60oF melalui valve yang
terbuka penuh, dengan tekanan drop pada valve 1 psi.
- 46Contoh :Asumsi bahwa control valve akan mengatur
aliran air dari tangki, seperti padagambar dibawah.Hitung ukuran valve
yang harus digunakan.Ketinggian air yang akan dikontrol didalam tangki
pada level 25 feet denganmengatur aliran keluar. Aliran masuk yang diukur
bervariasi antara 0 sampai120 galon per menit (gpm).Penyelesaian:Aliran
keluar maksimum dari tangki harus sama dengan aliran masuk, yaitu120gpm.
Karena 1 feett air menghasilkan tekanan 0,433 psi, maka 25 feetwater akan
menghasilkan perbedaan tekanan sebesar 0,433 psi x 25 = 10,8 psi.Rumus
dasar perhitungan Cv untuk cairan adalah Cv = Q G / DP
- Kt rev 3 MODUL I-02 47 dimana: Q = kecepatan aliran,
U.S. gpm DP = Perbedaan tekanan pada valve dalam psi G = specific gravity
dari water (1.0) Oleh karena itu Cv = 120 1.0 / 10.8 = 120 ´ 0.3043 = 36.5
Kita dapat menentukan ukuran dan jenis valve yang diperlukan untuk Cv =
36,5. Ikuti sumbu horisontal dari kiri ke kanan pada Cv = 36,5. Gambarkan
garis kearah atas dari titik ini sampai berpotongan dengan garis diagonal
paling atas.Ukuran garis diagonal menyatakan ukuran paling kecil dari
valve yang dibutuhkan. Dalam kasus ini valve 2 inci kira-kira 90% akan
menyediakan aliran yang diinginkan
- 486. Positioner Untuk meyakinkan bahwa posisi plug
control valve selalu proporsional dengan output pressure controller,
menghilangkan / mengurangi gesekan packing box dan rugi
histerisis.Pengertian Fail SafeSuatu pertimbangan penting ketika memilih
control valve untuk aplikasi khususdalam posisi gagal tetapi aman.
Tergantung proses yang dikontrol, kita memilihvalve untuk aplikasi
sedemikan sehingga ketika terjadi kehilangan sinyal, makavalve gagal
tetapi dalam posisi aman.Aktuator diaphragma pneumatik mempunyai posisi
full open atau full close. Halini adalah bagian dimana valve ditentukan
oleh apakah aksi valvenya air to openatau air to close seperti dijelaskan
sebelumnya. Spring internal yang mempunyaigaya yang melawan aktuator
adalah yang bertanggung jawab terhadap setingvalvenya apakah posisi membuka
atau posisi menutup.Ketika memilih valve yang terpenting ialah memahami
karakteristik yangdikontrol, dan memilih valve yang sesuai yang dibutuhkan
proses tersebut.Sebagai contoh, kita akan menggunakan valve untuk
mengontrol temperature airyang meninggalkan heat exchanger seperti
terlihat pada Gambar dibawah dibawahProses seperti pada Gambar diatas,
dipilih valve fail closed. Jika sinyalnya yangmenuju valve hilang, maka
valve harus menutup dan air yang dipanaskan tetapdingin. Dalam proses ini
jika menggunakan valve gagal membuka maka airmungkin mendidih dan
menghasilkan tekanan yang berlebihan pada heat
- Kt rev 3 MODUL I-02 49exchanger dan mungkin akan
menyebabkan kerusakan pada heat exchangertersebut. Tetapi bila menggunakan
valve dengan aksi fail closed seperti terlihatpada gambar akan
menghilangkan kemungkinan-kemungkinan terbentuknyatekanan tinggi.4.2
BAGIAN-BAGIAN PERALATAN DAN FUNGSIControl valve terdiri dari tiga (3)
bagian utama, yaitu aktuator, asembli body valvedan asembli bonnet. Gambar
dibawah menunjukkan hubungan ketiga bagiantersebut, yang membentuk control
valve lengkap.1. Actuator Control Valve Actuator control valve terdiri
dari komponen-komponen berikut : - Koneksi Tekanan Beban (Loading Pressure
Connection) : Koneksi udara bertekanan (pneumatik) dimana sinyal kontrol
dikirimkan ke valve. - Wadah Diaphragma (Diaphragm Casing) : Merupakan
rumah atau wadah (ada yang dibagian atas / bawah) tempat berakumulasinya
udara bertekanan (pneumatik) dan menyangga dua sisi diaphragma. -
Diaphragma
- 50 Diaphragma adalah elemen fleksibel dibuat dari
material seperti karet atau bahan polimer sintetis, yang digunakan untuk
mentransmit tenaga pada pelat diaphragma dan juga merupakan penyekat udara
yang kuat.- Pelat Diaphragma : Sebuah pelat diaphragma yang digunakan
untuk mentransfer sinyal kontrol ke stem aktuator.- Pegas Aktuator
(Actuator Spring) : Pegas atau spring digunakan untuk melawan gaya pelat
diaphragma dan akan mengembailkannya ke kondisi semula.- Stem Aktuator
(actuator stem) : Batang atau poros yang menghubungkan pelat diaphragma ke
plug valve.- Spring Seat : Sebuah alat yang digunakan sebagai dudukan /
memegang pegas atau spring.- Spring Adjuster : Koneksi yang digunakan
untuk menyetel regangan pegas aktuator.- Stem Connection : Klamp yang digunakan
untuk memegang stem aktuator dan stem plug valve.- Yoke : Struktur yang
menyangga asembli aktuator dari asembli bonnet.- Travel Indicator : Sebuah
plat tipis yang digunakan untuk menunjukkan posisi valve.- Skala Indikator
: Skala ukur untuk menunjukkan posisi valve apakah valve dalam posisi (O
open atau C close ).- Asembli Body Valve : Asembli body valve terdiri dari
: - Valve Body, Asembli Bonnet dan Trim Valve.Asembli Bonnet: Asembli
bonnet ditempatkan dibagian atas bodi valve danmempunyai seal untuk stem
valve dengan maksud untuk mencegah kebocoranfluida disepanjang stem.
Biasanya menggunakan 3 gasket untuk seal bonnetpada bodi valve. Bonnet
mengikat aktuator.
- Kt rev 3 MODUL I-02 512. Actuator Piston Aktuator
piston beroperasi dengan suplai lebih tinggi (tipikal 60 150 psi)
dibanding tipe diaphragma. Aktuator piston juga memberikan stem travel
lebih besar dibanding tipe diaphragma.Tekanan beban dapat dimasukkan pada
bagian atas atau bawah untuk menggerakkan piston keatas atau kebawah.
Ketika pada bagian atas dibebani dengan tekanan udara maka bagian bawah
harus di dikosongkan agar piston dapat bergerak dan sebaliknya bila bagian
bawah dibebani maka bagian atas harus dikosongkan. Gambar 3 adalah diagram
konstruksi dari aktuator piston.
- 52 Posisi Fail Aktuator piston standar berbeban doubel
mempunyai sebagai fail save position . Sebagai fail save position
mempunyai arti bahwa bila ada kejadian sinyal mengalami kegagalan maka
valve tidak menutup penuh atau membuka penuh tetapi tetap berada pada
posisi terakhir. Agar memberikan posisi fail save, maka sebuah spring
harus ditambahkan untuk menggerakkan aktuator piston pada posisi buka
penuh atau tutup penuh.3. Aktuator Elektrik Aktuator listrik pada dasarnya
adalah motor listrik (biasanya tiga phase) dihubungkan dengan stem valve
melalui gear set. Kombinasi dari motor, gear set, limit switch dan valve
disebut valve yang dioperasikan dengan motor atau motor operated valve
atau MOV . Hidrolik dan Elektro-hidrolik Aktuator hidrolik atau
elektro-hidrolik dapat dipertimbangkan untuk mengisolasi area dan
aplikasi-aplikasi dimana redamannya besar. Ball valve atau butterfly valve
memerlukan aktuator dengan torsi yang ekstra tingi, dan cepat. Ini
benar-benar khusus terutama jika sifat permintaan proses memerlukan sebuah
valve dengan kinerja atau performans yang tinggi. Control Valve Type Motor
Operating Valve (MOV)
- Kt rev 3 MODUL I-02 534.3. BASIC OPERATION a. Cara
Kerja Diaphragma Actuator Cara kerja control valve dengan penggerak
pneumatik adalah sebagai berikut: Sebuah sinyal pneumatik dimasukkan pada
bagian atas atau bawah diaphragma (tergantung aksi control valve ). Sinyal
tersebut menekan diaphragma dan pelat diaphragma (dihubungkan dengan stem
valve) menggerakkan plug naik atau turun. Karakteristik valve dapat dimodifikasi
dengan menggunakan gabungan perancangan plug dan cage. b. Cara Kerja
Piston Actuator Aktuator piston biasanya banyak digunakan pada aplikasi
kontrol on-off atau emergency shutdown (ESD) yang digerakkan oleh
selenoid. Kelebihan tipe aktuator ini adalah, dapat menyediakan torsi
maksimum dalam dua arah. Juga jika diperlukan dapat digerakkan dengan
tenaga hidrolik. Sinyal beban adalah tekanan udara suplai instrumen penuh
dan oleh karena itu kadang-kadang diperlukan regulator. Aktuator tipe
piston kadang-kadang digunakan untuk kontrol proporsional, atau aplikasi
dimana bukaan valve harus berubah-ubah antara tutup penuh dan buka penuh.
Dalam kasus seperti ini sinyal input dari kontroler dimasukkan ke valve
positioner dan positioner mengatur posisi piston. c. Cara Kerja Motor
Operating Valve (MOV) Berkenaan dengan aktuator electro-hidrolik yang
ditunjukkan dalam Gambar diatas, bila sinyal input listrik bertambah, maka
medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar